Description
Bak “hilang ditelan bumi” barangkali merupakan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan bentuk-bentuk hermeneutika dan estetika Islam yang nyaris raib dari mata pelajaran sastra dan sejarah pemikiran di lembaga-lembaga pendidikan kita yang telah terbaratkan. Kini, keduanya menjadi sesuatu yang asing bagi sarjana dan masyarakat sastra kita. Tidak sedikit dari mereka yang dengan sewenang-wenang menganggap semua itu tidak pernah ada dan karena itu ternilai tidak penting.
Kendati demikian, semakin banyaknya minat terhadap karya-karya bercorak sufistik dan apresiasi yang jauh lebih baik terhadapnya dibanding sebelumnya, mulai memberi angin segar bagi tersentuhnya kembali aspek-aspek hermeneutis dan estetis Islam. Dua aspek ini sejatinya telah hadir sejak agama ini muncul, bahkan pernah dikenal dalam sejarah sastra dan seni di Indonesia, serta diamalkan dalam telaah dan pemahaman sastra. Dalam proses terciptanya masyarakat dan bangsa yang maju secara budaya, estetika maupun hermeneutika mesti diberikan perhatian yang serius.
Buku ini merupakan upaya dan ekspresi khusus namun serius dalam memberikan perhatian terhadap hermeneutika dan estetika dalam Islam. Penulis, dengan kepekaan sastranya, mendedah persoalan-persoalan hermeneutika dan estetika, berikut perdebatan dan penerimaannya, seraya menghadirkan pula kajian-kajian dari tokoh-tokoh, baik dalam dunia Islam-Melayu maupun non-Melayu mengenai hal ini. Pada saat yang sama, tak jarang penulis mengajak pembaca untuk merenung dan mencari relevansi esetetika pada zaman kekinian.
TENTANG PENGARANG
Abdul Hadi W.M., seorang budayawan, sastrawan, dan ahli filsafat. Dia juga dikenal sebagai pencipta puisi bercorak sufistik dan penerjemah puisi-puisi Jalaluddin Rumi, Hafiz, Mohamad Iqbal, Tagore, Rilke, Goethe, Holderlin, Sa`di, Ibn `Arabi, T.S.Eliot, Omar Khayyam, William Black dan sejumlah puisi lainnya. Dia pernah memperoleh penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Presiden Susilo Bambang Yodhoyono
Reviews
There are no reviews yet.